Posted by : USMAN AFFAN
Sosok orang tua yang bijak tentu harus tahu kapan waktunya
untuk serius dan bercanda. Untuk mengkombinasikan keduanya juga bukan hal yang
mudah. Saat menyangkut hal yang bersifat prinsipil dan penting dalam kehidupan
sang anak, peranan orang tua sangatlah dibutuhkan untuk menjadi penasehat yang
baik dengan pemikiran yang matang, bukan sebagai penentu sebuah keputusan.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Economic and Social Research
Councils tahun 2011, sosok orang tua yang gemar bercanda dengan anaknya justru
bisa memicu pola pikir anak untuk menjadi lebih kreatif dan kritis.
2. Berpikir positif
Orang tua dituntut untuk selalu berpikir positif dan
menyikapi segala hal yang menyangkut kehidupan sang anak dengan bijak. Tuntun
dan berikanlah anak ruang untuk berpikir dan mengambil keputusan yang baik dan
benar, terutama dalam hal pendidikan dan kehidupan sosialnya. Orang tua yang
baik tentu tak akan berlaku kasar dan egosentris kepada anaknya karena sadar
jika perilaku demikian justru akan berakibat buruk bagi psikologis sang anak.
Perilaku dan segala tindak tanduk orang tua akan terekam selamanya dalam memori
sang anak dan sangat berpengaruh terhadap pembentukan mental sang anak.
Sebagaimana tercermin dalam sebuah peribahasa, "Buah jatuh tak jauh dari
pohonnya".
3. Cerminkan kasih sayang yang tulus
Kasih sayang yang tulus adalah "modal" utama bagi
sang anak untuk menjadi kuat, tabah dan tak merasa sendiri dalam menjalani
hidup. Sikap yang mencerminkan kasih sayang dari orang tua akan membentuk emosi
yang positif akan membantu anak untuk tetap ulet menghadapi semua tantangan
dalam hidup dan di masa-masa sulit mereka.
4. Relakan mereka untuk pergi
Saat sang anak beranjak dewasa, sosok orang tua tetap tak
akan terkurangi bagi anaknya. Meskipun demikian, biarkanlah sang anak mengambil
keputusan bagi hidup mereka sendiri. Berikanlah anak ruang bagi sang anak
berpikir untuk dirinya sendiri. Misalnya saat sang anak diterima disebuah
perguruan tinggi di luar kota.
Adalah hal yang wajar setiap orang tua tentu akan merasakan
kecemasan saat harus melepas anaknya, padahal justru hal ini belum tentu hal
yang buruk karena sang anak akan mendapatkan pengalaman baru yang kelak akan
berguna bagi sang anak berkeluarga dan dituntut untuk mandiri. Tetap menjadi
bijak dalam menyikapi hal ini dan menyadari bahwa tak selamanya orang tua dapat
mengawasi anaknya 24 jam sehari.
Seorang pujangga pernah menulis sepenggal nasehat bijak
bagi orang tua sebagai berikut,
Lewat kau mereka lahir, namun bukan
dari engkau.
Meski mereka bersamamu, mereka bukan
hakmu.
Berikanlah kasih sayangmu, tapi jangan
paksakan kehendakmu.
Karena mereka punya alam pikiran
sendiri.
Sepatutnya kau berikan tempat bagi
raganya, tetapi tidak untuk jiwanya.
5. Posisi ibu yang mampu memberikan kehangatan dalam keluarga
Posisi ibu merupakan posisi yang paling krusial dalam rumah
tangga dan pembangunan mental serta psikologi sang anak. Hal ini sangat logis
mengingat ibu merupakan sosok yang paling sering bersama dan merawat anak
dirumah. Ibu yang baik mampu berkomunikasi dengan anak dengan penuh kasih
sayang, harmonis dan menjadi "jembatan" penghubung yang baik antara
sang anak dan sang ayah. Merasa disayangi, dimengerti, dijaga dan dikasihi
merupakan faktor penting bagi sang anak untuk berkembang menjadi anak yang baik
dan berbakti kepada orang tua.
6. Menahan emosi dan tahu bagaimana melontarkan argumentasi
Sebuah keluarga tentu tak selamanya harmonis. Saat timbul
sebuah konflik, orang tua dituntut untuk dapat menjaga emosi dan tahu bagaimana
caranya melontarkan argumentasi. Meskipun marah, namun tetaplah dalam porsi
orang tua yang mana harus bijaksana dalam mengungkapkan argumentasi kepada sang
anak. Hindari argumen yang bersifat negatif dan mengintimidasi jiwa dan mental
sang anak.
7. Tak ada yang sempurna
Janganlah menuntut akan kesempurnaan karena hakikatnya tak
ada yang sempurna di dunia ini. Hal ini berlaku untuk semua hal termasuk diri
Anda ataupun sang anak. Janganlah menyiksa diri sendiri dengan target,
pencapaian dan ekspektasi yang terlalu besar. "Tak ada gading yang tak
retak", tetap sadari akan hal tersebut dan memaklumi jika setiap orang
memiliki kelemahan, begitu juga dengan diri Anda.
8. Kenali pribadi anak
Mungkin banyak dari orang tua yang seakan-akan tahu benar
bagaimana cara mencukupi semua kebutuhan sang anak dan membesarkannya. Namun
pada kenyataannya tak semua orang tua dapat dengan mudah mengenali kepribadian
sang anak. Setiap orang tentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda, oleh
karenanya pahami dan selamilah karakter masing-masing anak sehingga
Anda tahu kapan dan bagaimana caranya melakukan pendekatan dan bersikap
kepada anak.
9. Meminta maaf
Menua kemudian kelak menjadi orang tua adalah hal yang
hampir pasti dijalani oleh setiap orang, begitu pun halnya dengan anak-anak
Anda. Belajarlah dari pengalaman saat Anda pernah menjadi seorang anak di masa
lalu dimana mungkin Anda juga pernah melakukan apa yang dilakukan saat ini oleh
anak Anda. Berbuat salah adalah hal yang manusiawi, wajar dan bisa saja terjadi
kepada siapapun orangnya tanpa memandang usia. Jika Anda merasa memiliki salah
terhadap anak, meminta maaflah. Meminta maaf bukanlah hal yang memalukan yang
dapat mencederai harga diri yang dimiliki oleh orang tua, namun meminta maaf
yang tulus justru akan membuat Anda menjadi orang tua yang sempurna dimata sang
anak.
Demikianlah artikel sederhana mengenai beberapa tips dan
cara menjadi sosok orang tua yang baik, teladan dan bijaksana bagi anaknya.
Silakan diterapkan dan semoga tulisan sederhana ini bisa memberikan manfaat,
khususnya bagi Anda dan keluarga.
Related Posts :
- Back to Home »
- Parenting »
- Tips dan cara menjadi sosok orang tua yang baik, bijaksana dan teladan